Pelajaran kehidupan mengatakan kepada kita bahwa simpati dan empati terhadap orang lain merupakan kekuatan terbesar yang membentuk peradaban hingga sejauh ini. Masih ingat tentang peristiwa Gempa dan Gelombang Tsunami di Aceh? Tentu anda masih ingat! Kejadian itu telah membuktikan kepada kita semua bahwa menyisihkan barang berharga kita tidak sebanding dengan penderitaan akan kehilangan keluarga dan sanak saudara. Hebatnya, hal itu dilakukan oleh orang sedunia, oleh bangsa-bangsa, oleh lembaga-lembaga internasional, oleh pemimpin-pemimpin dunia, dan oleh semua orang. Saya yakin anda termasuk diantaranya.
Pelajaran penting dari cuplikan peristiwa itu adalah nilai kemanusiaan tidak bisa dibatasi oleh hanya sekedar tali pembatas bernama negara, agama dan ras manusia. Semua itu dapat ditembus oleh nilai kemanusiaan bernama empati. Namun sayangnya, peristiwa itu juga membuktikan kepada kita bahwa pelajaran membantu dan meringankan sesama harus didahului setelah terjadinya sebuah tragedi bernama Tsunami. Lalu bagaimana jika tidak ada Tsunami? Masihkah umat manusia menerapkan nilai yang sama? Disinilah pentingnya nilai sensitiveness yang akan kita bahas ini. |baca selengkapnya|
Pelajaran penting dari cuplikan peristiwa itu adalah nilai kemanusiaan tidak bisa dibatasi oleh hanya sekedar tali pembatas bernama negara, agama dan ras manusia. Semua itu dapat ditembus oleh nilai kemanusiaan bernama empati. Namun sayangnya, peristiwa itu juga membuktikan kepada kita bahwa pelajaran membantu dan meringankan sesama harus didahului setelah terjadinya sebuah tragedi bernama Tsunami. Lalu bagaimana jika tidak ada Tsunami? Masihkah umat manusia menerapkan nilai yang sama? Disinilah pentingnya nilai sensitiveness yang akan kita bahas ini. |baca selengkapnya|