JANGAN lupa berdo`a untuk Orang Tua !

MENULIS dapat membantu seseorang untuk mengenali diri - mengenali pikiran, perasaan & apapun yang bergejolak di dalam hati --Hernowo--

 

Myspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter Graphics

Rabu, 11 Juni 2008

Sugih Ngelmu Tanpa Meguru

Arti yang tersurat

Sugih : Kaya/ memperoleh banyak
Ngelmu : Ilmu
Tanpa : Tanpa
Meguru : Berguru

Arti : Kaya dalam memperoleh ilmu tanpa harus berguru
Arti yang tersirat
Orang yang mempunyai keluhuran budi adalah modal hidup yang sangat tinggi. Dengan keluhuran budi, maka kewibawaan akan semakin tinggi pula. Hal ini diibaratkan sebagai orang yang memiliki ilmu yang tinggi. Keluhuran budi diibaratkan sebagai kekayaan yang sangat tinggi nilainya. Kekayaan ini bisa berujud ilmu. Keluhuran budi yang tulus dari hati seperti kekayaan yang dimiliki seperti menguasai ilmu tanpa belajar dari siapa pun (berguru).

Nilai yang terkandung
Keluhuran budi serta itikad baik, hendaknya selalu ditanamkan disetiap diri manusia. Unen-unen ini mengandung maksud dorongan serta nasehat untuk masyarakat agar senantiasa mempunyai keluhuran budi dan itikad baik. Dengan dua hal ini, maka masyarakat menilai bahwa orang yang seperti ini adalah orang yang menguasai ilmu tinggi.

Falsafah
Falsafah Jawa menyatakan bahwa keluhuran budi adalah segala-galanya. Sikap dan tindakan baik mengalahkan senjata atau kesaktian apapun juga. Orang yang memiliki itikad baik dan keluhuran budi diibaratkan telah menguasai ilmu tanpa harus mereka berguru dengan siapapun. Walau nampak sepele, penerapan kedua sikap ini ternyata berat dan mengandung konsekuensi yang tinggi.

Pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat
Unen-unen ini mempunyai pengaruh yang besar pada kehidupan masyarakat, baik itu jaman dahulu maupun masa sekarang. Keluhuran budi dan itikad baik dianggap sebagai sikap yang ideal bagi masyarakat Jawa. Ungkapan ini juga masih dijunjung tinggi dalam hal pengembangan mental masyarakat terutama generasi muda untuk menerapkan sikap kedua hal tersebut. (aje)

Disadur dan disarikan dari buku Ungkapan Tradisional Sebagai Sumber Informasi Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta.
http://harianjoglosemar.com/index.php?option=com_content&task=view&id=6691&Itemid=1
Ngunduh Wohing Pakerti
Katresnan Sejati