$ Entah dorongan apa yang memaksaku menulis. Mungkin perasaan rinduku padanya yang telah menjadikan alasan utama. Kerinudan yang nyeris mustahil untuk diobati - bahkan untuk sekedar mendengar suaranya.
$ Cinta? hem..., rasanya ini adalah kata yang paling ingin kujauhi sekarang. Sebuah kata yang telah menjebakku kedalam ketidak pastian, yang medorongku kesudut ketidak berdayaan, bahkan sekedar untuk mengekspresikan dalam bentuk paling sederhana sekalipun.
$ Dia adalah warna dalam kelabu perjalananku, dia adalah cahaya dalam gerbang gelap hidupku. Kehadirannya
yang hanya sesaat telah menyadarkan aku bahwa aku masih bisa menikmati anugrah terindah Nya : JATUH CINTA. Bagaimanapun akhir ceritana, sesedih apapun kenangan yang harus tersimpan, maka sujud syukur dan segala Puji dengan jujur kupanjatkan kehadirat Nya. Terimaksih Wahai kekasih Agung.
$ Aku hanyalah lelaki bodoh yang begitu erat menggenggam kesetiaan. Termangu dalam penantian tak berujung. Hingga dia datang dengan berbalur luka yang sama : Pengabdian pad kesetiaan. Menawarkan sebongkah hati untuk diisi. Tiba° galapku bermandi cahaya, jiwaku luluh lantah karena suka cita
$ Dan ketika takdir berkata lain, maka aku hanya bisa duduk sendiri. Mencoba merangkai kata duka yang abadi, mengusap linu di sudut hati. Menata kembali harapan yang sempat berbinar, untuk kemudian pecah berkeping-keping.
$ Masih ada lukayang meradang, saat dia datang & sejukkan jiwa. Maka ketika aku tersadar bahwa sebenarnya luka baru talah menambah apa yang pernah tersisa, aku diam saja. Bukankah kita tak mampu membendung cinta? Bukankah cinta selalu datang tiba° & kita tak pernah tahu dari arah mana ?
Sama halnya dengan mengapa cinta bisa pergi tiba°, kita tak pernah tahu. Mengapa kita memilih dia, dan mengapa ...............
$ Adikku, aku begitu menyayangi kamu hingga kubiarkan jantungku berdarah lagi. Akan kucoba memendam segala perih ini sendiri, agar engkau bisa menikmati cint yang engaku mau. Tapi dia juga entitas yang bisa menetukan pilihana. AKu, kamu atau orang lain tentu tak bisa memaksanya utnuk mencintai orang yang tak pernah ia cintai. Jika aku dan dia adalah variable, maka kamu juga variable yang lain, kamu bukan konstant.
$ CINTA tak bisa dipaksakan, tapi layak diberi kesempatan. Ketika kesempatan itu talah hilang dan cinta tak juga datang, maka ia meminta kelapangan jiwa. Aku tahu pedihnya rasa kehilangan bahkan mungkin engkau menilai inisebagai pengkhianatan. Tapi aku yakin, kedewasanmu akan mempu menjawab ini semua. Bahwa akhirnya kedewasan itu datang, aku sungguh terharu, teramat mahal harga yang harus aku bayar untuk mendapatkannya. terlalu pedih luka yang harus kau tanggungkan.
$ Maafkanlah aku , kakakmu, yang telah berandil cukup besar dalam ketidakdewasaanmu. Rasa sayangku telah membutakan aku bahwa kamu bukan adik kecilku yang dulu lagi. Aku telah memperlakukan bagai menjaga kristal yang retak. Dan ketika masalah ini datang, kita semua harus berkorban, kita semua harus terluka, kamu, aku juga dia.
$ Kini, kita semua telah kehilangan. Kita kehilangan dia, dan dia kehilangan kita. Itu lebih cukup bagiku. Akuk tidak ingin kehilangan kamu, kamu adalah adikku, sahabatku. Percayalah, sesakit apapun yang telah kau katakan padaku, talah aku maafkan dan lupakan. Aku tetap kakak yang menyayangimu. Rasa sayang ini tak berkurang sedikitpun, percayalah.
$ Luka ini mesti kita sendiri yang mengobati. AKu tahu itu akan butuh waktu, tapi bukan berarti itu tak bisa sembuh sama sekali. Mari sayang kita melangkah kedepan.
Tidak Selamanya pengertian kita harus sama dengan pengertian orang lain. Bisa jadi tawa kita tak lebih dari duka rekan kita. Hidup ini sangat breharga, Jalanilah dengan penuh hati°. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar