
Sapa dan tegurlah sahabat kita walau mungkin dia telah melupakan kita
adalah mak Riah ~ berkeliling menyusuri kampung mencari daun kelapa jadi jadwal rutin bagi Mak Riah.
Dengan langkah yang tertatih, dia tak pernah lewatkan petang mencari daun kelapa. Sebilah bambu yang koyak jadi penyangga tubuhna. Sementara tumpukan daun kelapa menutupi seluruh tubuhna.
Setiap sapu lidi hasil pekerjaana dijajakan seharga Rp. 2500,-. Tak ada pelanggan tetap.
"kalo nggak ada yang beli, besokna Mak Riah bawa lagi ke tempat pengajian Mak di tempat yang lain. Cuma itu yang bisa Mak kerjakan, Mak kan cuma orang bodoh. Tapi, Mak enggak mau minta-minta"
Malahan, Mak Riah juga tak segan untuk membantu kerabatna. "Buat hitungan amal kita nanti. Apalagi, dia anaknya banyak. kalau mak kan nggak punya siapa°. lagian, Mak mah udah tua".
Bagaimana dengan kita ?
Pesan : Jalanilah hidup dengan ketulusan dan cinta. jangan terlalu banyak bertanya-tanya tentang hidup. Karena itu yang menyebabkan kita semakin terpencil. Tidak usahlah terlalu banyak mengharap, karena itu seringkali menjadi bumerang. ~ penjara, Sabtu 8-2-01 Pk. 01.34 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar