Rabu, 14 Januari 2009
Miskomunikasi
Salah komunikasi atau miskomunikasi itu biasa. Kadang hal itu bisa terjadi karena ketidak-sadaran kita. Sekarang yang perlu diantisipasi adalah bagaimana membuka komunikasi pasca miskomunikasi… Ada beberapa tips/cara untuk itu;
1. Jangan berburuk sangka kepada pasangan kita.
Biasa deh, kalau sudah ada masalah, kita merasa bahwa pasangan kita sudah tidak perhatian lagi atau sudah tidak sayang lagi. Padahal kita sebagai pasangan, pasti punya kontribusi sebagai penyebab pasangan kita berbuat salah. Baiknya sih, introspeksi diri dulu saja sebelum menvonis pasangan kita.
2. Cooling down.
Yang paling enak kalau kita sudah ketemu pasangan kita, yaa…. dibuat rilek saja suasananya. Pura-pura saja tidak ada masalah, walaupun hati dongkol setengah mati. Tapi yakih deh, pasangan kita juga akan cool kalau kitanya sendiri cool. Yang perlu diingat bahwa, jika api ditambah api, bisa jadi kompor mbeleduk. Tapi kalau api dikasih air, pasti bunyi nya Nyessss. Nah tinggal pilih mau yang mana? Mau kompor mbleduk atau bunyi Nyessss? |Baca..|
Dari Anas bin Malik ra. ia berkata, “Bahwasanya Nabi saw. apabila berbicara suatu kalimat, beliau mengulanginya tiga kali sampai dipahami perkataannya.” (HR. Al-Bukhari). Tentu yang dimaksud bukan seluruh perkataan, melainkan perkataan tertentu saja yang membutuhkan penekanan. Dan Aisyah ra. sendiri menuturkan, “Perkataan Rasulullah saw. adalah perkataan yang jelas, dapat dipahami setiap orang yang mendengar.” (HR. Abu Dawud). |Baca..|
Kasus Miskomunikasi Tipe A dan B ; Miskomunikasi Tipe A: kesalahan komunikasi karena salah denger, ato emang lagi budek. Miskomunikasi Tipe B: kesalahan miskomunikasi karena tiba-tiba ngomong sesuatu yang salah
betapa bahayanya sebuah Miskomunikasi, betapa tidak sebuah potensi hidup yang baik dari pribadi yang baik ternyata berubah menjadi tidak baik gara-gara Miskomunikasi yang seharusnya dapat dikomunikasikan dengan baik. Maka dengan mengambil upaya positif, yang bisa kita jadikan pelajaran betapa pentingnnya sebuah komunikasi yang baik.
Terutama komunikasi bisa dipakai dalam rangka menjembatani sebuah mispersepsi [perbedaan persepsi] yang sewaktu-waktu bisa meledak menjadi konflik persepsi [batin], kemudian berlanjut menjadi konflik sikap dan prilaku akhirnya konflik puncak yaitu kekuatan otot bukan otak lagi.
Dan Perlu beberapa pemahaman terhadap komunikasi yang dikehendaki ;
1. Komunikasi tidak diukur dari jumlahnya, tetapi harus dari kualitasnya. Hal ini yang menyebabkan peranan “ Hati “ untuk tidak dikotori dengan mispersepsi yang pasti bias menimbulkan miskomunikasi. Disini juga harus memberikan makna bahwa jika tidak ada bahan yang dikomunikasikan maka jangan dipaksakan untuk dikomunikasikan, maka nanti malah yang muncul bukan semacam komunikasi tetap bias dan pasti akan menimbulkan miskomunikasi.
2. I’namul Niat-nya berkomunikasi ini untuk berbuat baik bukan berbuat Jelek
3. Setan Jahat yang menjelma menjadi emosi ada didalam tubuh harus anda hilangkan sebelum berkomunikasi jika tidak maka bukan harapan menyelesaikan malah hancur binasa. Maka komunikasi yang ingin disampaikan harus empati sehingga harapan untuk terselesaikannya suatu masalah dapat dengan baik tercapai.
4. Komunikasi membutuhkan sebuah panggung jadi, jadi siapkan waktu, kesempatan, dan lingkungan yang benar-benar baik dengan semua bagian yang anda perlukan untuk anda komunikasikan .
Maka sebelum kita mengkomunikasikan sesuatu pahamilah dua hal logikanya sekaligus pahami pula artinya. |klik|
MISKOMUNIKASI :: kiSAh Nyata
Dialog mereka dan aku
Kacang Mangsa Ninggal Lanjaran
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Selain mis ada juga disebut diskomunikasi yaitu sengaja memberitahukan sesuatu dengan maksud yang lain. Gimana Mas?
Posting Komentar