Apapun yang kita percakapkan dengandiri sendiri, akan memberikan warna pada lukisan
(baca : wajah) kita sendiri.
Coba perhatikan orang° yang suka sekali bicara negatip. Dari ngrumpi kejelekan orang lain,
iri, dengi, menempatkan orang lain pada posisi tidak benar, sampai dengan suka berkelahi
dengan banyak orang. Perhatikan badan dan sinar mukanya, bukankah beda sekali dengan orang
lain yang percakapannya lebih banyak berisi hal° positif ?
Lebih dari sekedar memiliki wajah beda, orang yang isi percakapannya hanya dan hanya negatip, juga memproduksi penyakit yang akan dihadiahkan pada tubuhnya sendiri. Berbagai jenis penyakit siap
menawarkan diri secara amat sukarela kepada orang° jenis ini. Dari penyakit fisik sampai dengan
penyakit psikis.
Bicaralah hal° yang baik saja, kalau tidak bisa diamlah.
Tertawa tentu saja boleh & bahkan sehat. Namun tertawa dengan cara mentertawakan kekurangan
fisik orang lain tentu saja layak untuk dikurangi.
Waspada & hati° juga tidak slah, namun curiga apalagi menuduh orang lain tanpa bukti mungkin
perlu rem yang menentukan dalam hal ini. Demikian juga ketika melihat kekurangan orang lain, atau
kekurangan diri sendiri. Serakah misalna, kenapa tidak dibelokkan menjadi serakah belajar dan berusaha.
Dari serangkaian contoh ini, yang diperlukan sebenarnya kesediaan untuk senantiasa berdisiplin di dalam diri.
Terutama disiplin untuk mendidik mulut & pikiran, serta membelokkan setiap energi negatip ketempat-tempat yang lebih produktip.
Dari berbagai sumber :)
Sabtu, 18 Agustus 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar